Thursday, 2 November 2017

Nama Ke-1001

Cerpen Karangan: Evi Ariskawati Cupid masih berbaring dengan tenang di salah satu dahan terbesar pohon tua, pohon tua di tengah ilalang kekuningan yang selalu menajdi tempat kesukaannya. Angin senja yang hangat masih setia membelai-belai pipinya, sembari meniupi ilalang kekuningan hingga menciptakan gerakan meliuk lembut yang menyejukkan mata. Cupid memandangi lembaran manuskrip tugas dengan warna putih gading di tangannya, kemudian tersenyum puas....

Wednesday, 1 November 2017

Puisi Terakhir

Puisi Terakhir Cerpen Karangan: Christy A Sitorus Lolos moderasi pada: 14 July 2012 Kita masih disini… Masih menghirup udara yang sama di ruangan ini. Entah sampai kapan kita mampu bertahan. Tapi kita harus tetap berjuang. Saat ini mungkin tak akan pernah kembali, Maka nikmatilah saat ini. Saat esok hari menjelang, maka biarkan hari ini menjadi kenangan. Entah sudah berapa banyak puisi yang ditulis oleh Cathrine. Sambil menunggu Lexi sadar dari keadaan komanya. Kekasihnya yang sudah hampir dua minggu terbaring tidak sadarkan diri...

Friday, 8 May 2015

BILA INGIN BERBAGI CERITA

Hy sobat Fantasi cerpen. sudah lama sekali semenjak terakhir kali aku mengecek Blog ku ini. 2012 yang lalu..sekarang saya sebagai admin ingin menginformasikan bagi teman teman yang ingin berbagi cerita cerpennya bisa mengirimkan cerpennya ke E-Mail hidayatadnanimam@gmail.com...

Thursday, 27 September 2012

Cerpen Cinta : Ada Cinta

Cerpen Cinta : Ada Cinta Aku kembali teringat lagi akan hal itu, sesuatu yang membuat aku sakit karena kejadian itu telah merenggut nyawa seseorang yang sangat aku sayangi dan sangat berarti dalam hidupku. Ketika aku menderita penyakit jantung stadium lanjut, aku sudah divonis tidak dapat sembuh, kecuali ada seseorang yang mau mendonorkan jantung nya untukku. Ketika itu keajaiban datang menghampiriku, ada seseorang yang sukarela dan senang...

Cerpen Cinta : Satu Cerita dari Nusantara

oleh Katarina Ningrum Jika waktu dapat diputar kembali, sungguh Evita ingin mengulang semuanya dari awal. Awal pertemuannya dengan Bagas, hari pertama mereka mengobrol, saat-saat perdana ketika Evita menyadari bahwa mata Bagas begitu teduh dan menyenangkan. Dan hari yang satu itu, ketika Evita memutuskan untuk keluar dari klub tari tradisional, dihantarkan oleh wajah Bagas yang kecewa dan selanjutnya tak pernah benar-benar menatap...