Cerpen Karangan: Evi Ariskawati
Cupid masih berbaring dengan tenang di salah satu dahan terbesar pohon tua, pohon tua di tengah ilalang kekuningan yang selalu menajdi tempat kesukaannya. Angin senja yang hangat masih setia membelai-belai pipinya, sembari meniupi ilalang kekuningan hingga menciptakan gerakan meliuk lembut yang menyejukkan mata. Cupid memandangi lembaran manuskrip tugas dengan warna putih gading di tangannya, kemudian tersenyum puas....
Thursday, 2 November 2017
Wednesday, 1 November 2017
Puisi Terakhir
Posted on 16:31 by Adnan Imam Hidayat
Puisi Terakhir
Cerpen Karangan: Christy A Sitorus
Lolos moderasi pada: 14 July 2012
Kita masih disini…
Masih menghirup udara yang sama di ruangan ini.
Entah sampai kapan kita mampu bertahan.
Tapi kita harus tetap berjuang.
Saat ini mungkin tak akan pernah kembali,
Maka nikmatilah saat ini.
Saat esok hari menjelang, maka biarkan hari ini menjadi kenangan.
Entah sudah berapa banyak puisi yang ditulis oleh Cathrine. Sambil menunggu Lexi sadar dari keadaan komanya. Kekasihnya yang sudah hampir dua minggu terbaring tidak sadarkan diri...
Friday, 8 May 2015
BILA INGIN BERBAGI CERITA
Posted on 03:26 by Adnan Imam Hidayat
Hy sobat Fantasi cerpen. sudah lama sekali semenjak terakhir kali aku mengecek Blog ku ini. 2012 yang lalu..sekarang saya sebagai admin ingin menginformasikan bagi teman teman yang ingin berbagi cerita cerpennya bisa mengirimkan cerpennya ke E-Mail hidayatadnanimam@gmail.com...
Thursday, 27 September 2012
Cerpen Cinta : Ada Cinta
Posted on 17:30 by Adnan Imam Hidayat

Cerpen Cinta : Ada Cinta
Aku kembali teringat lagi akan
hal itu, sesuatu yang membuat aku sakit karena kejadian itu telah
merenggut nyawa seseorang yang sangat aku sayangi dan sangat berarti
dalam hidupku. Ketika aku menderita penyakit jantung stadium lanjut, aku
sudah divonis tidak dapat sembuh, kecuali ada seseorang yang mau
mendonorkan jantung nya untukku. Ketika itu keajaiban datang
menghampiriku, ada seseorang yang sukarela dan senang...
Cerpen Cinta : Satu Cerita dari Nusantara
Posted on 17:17 by Adnan Imam Hidayat

oleh Katarina Ningrum
Jika
waktu dapat diputar kembali, sungguh Evita ingin mengulang semuanya
dari awal. Awal pertemuannya dengan Bagas, hari pertama mereka
mengobrol, saat-saat perdana ketika Evita menyadari bahwa mata Bagas
begitu teduh dan menyenangkan.
Dan
hari yang satu itu, ketika Evita memutuskan untuk keluar dari klub tari
tradisional, dihantarkan oleh wajah Bagas yang kecewa dan selanjutnya
tak pernah benar-benar menatap...
Subscribe to:
Posts (Atom)