Sunday 23 September 2012

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III


How about virgin
         
   Setelah reza meninggal, kini aku kembali dekat dengan keluarga Reza…
Tya yang kini menjanda, hanya bisa meminta maaf padaku. Aku tak mengerti kenapa penyesalan selalu datang di akhir semua masalah. Mereka sempat menikmati kebahagiaan diatas penderitaanku, kini berakhir sudah. Reza sudah mati….ya, dia sudah mati… aku berusaha menguatkan hatiku sendiri, walaupun sebenarnya aku sangat terpukul dengan kepergian Reza….

Hubunganku dengan Candra sekarang sudah hampir 5 bulan, anniversary ke 5 bulan hanya kami rayakan di rumah kontrakanku saja, karena setelah Reza meninggal aku memutuskan untuk tidak tinggal dengan orang tuaku lagi, aku pindah ke Semarang.

Aku merasa telah cukup mandiri untuk hidup sendiri. Candra , kekasihku yang misterius itu….cukup membuatku kuat untuk menjalani hidupku yang penuh cobaan.
Walaupun kadang dia membuatku kesal akan ulahnya yang kekanak-kanakan…tapi aku menyayanginya…sangat menyayanginya. Yang ku cari selama ini ada padanya, aku membutuhkan sosok ayah yang bisa melindungi aku, seperti yang kalian tau sekarang aku jauh dari bapak dan mama… candralah yang menggantikan mereka sekarang. Hanya dia yang aku miliki disini….

Namun……

“ini apa pa?” jawab”  candra hanya bisa tertunduk. Bisa kalian bayangkan apa yang aku temukan di inboxnya candra…puluhan sms dari Lien , entah apa yang aku pikirkan saat itu..

aku terus saja mendesaknya.
“gak ma, gak ada apa-apa” jawabnya gemetar.
Aku sebenarnya sudah curiga pada candra sebulan yang lalu. Ia terlihat gugup saat mengangkat beberapa panggilan masuk dihadapanku. Dan dia me-reject pula beberapa diantaranya, setelah aku cek, ternyata benar.
Kuambil hp dari saku celananya saat dia memelukku, aku cukup pintar, dia tak akan tau itu.

Tapi apa yang aku temukan? Itu adalah bukti kuat kalau candra memang selingkuh seperti apa yang aku takutkan. Tak hanya satu wanita,,,tapi ada beberapa wanita yang dia dekati.

Dia memelukku erat, meminta maaf atas apa yang dia lakukan… aku sendiri tak percaya, candra bisa se-tega itu padaku. Apa karena keadaanku? Apa karena itu??? Aku mengerti apa yang diinginkan lelaki dewasa terhadap pasanganya. Tapi aku tak mampu memberinya,,,maafkan aku candra.

Semalaman aku hanya menghabiskan waktuku untuk termenung, menatap kearah kumpulan foto-fotoku dahulu. Aku menyadari, sebagai seorang wanita ada hal yang harus aku jaga,tapi aku tak lakukan itu.

Tapi Reza telah tiada, siapa yang harus kusalahkan atas hal ini? Apakah aku harus memutar waktu jikalau aku tau bahwa aku tak akan bersatu dengan Reza, dan kini candralah yang menjadi korbannya. Maafkan aku…maafkan aku….tak menjaganya untukmu…maafkan aku…

Tak akan ada yang menawar untuk sebuah apel yang telah digigit oranglain….mama menasihati aku dulu, tapi aku tak mendengar apa kata mama. Mataku dibutakan oleh cintaku kepada Reza.

Tapi penyesalan ini tak ada gunanya….kini aku harus menjalani hubungan yang tak sehat lagi dengan Candra. Sedikit-demi dedikit dia menjauh dariku. Ada saja hal yang membuatnya marah padaku, sepertinya apa yang aku lakukan tak ada benarnya di mata candra.

Suatu sore
“yah…hujan” aku berdiri menunggu taxi di depan rumah sakit, karena untuk sementara aku deperbantukan disalah satu rumah sakit di kota ini.

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III
Musim sekarang bukan musim peghujan, tapi kenapa akhir-akhir ini hujan terus ….hemmm sepertinya langit sedang bersedih, pikirku dalam hati. Gretttttt…gretttt…..ada pesan masuk, lalu aku membaca nya, “yank, tunggu bentar, 10 menit aku jemput” bunyi sms candra  salah kirim padaku. Aku bergegas pergi ketika taxi pesananku telah datang, tapi aku tidak kekontrakan, tapi kerumah candra.

Kulihat rumahnya begitu sepi, tapi gerbangya belum dikunci…haruskah aku masuk kedalam lalu melabrak candra? Aku suruh dia keluar rumah,,,dia begitu terkejut ketika dia melihatku yang basah kuyup sudah berdiri di depan rumahnya…

“just one thing that I would like to say,,, you’re not a part of me anymore”. Kalimat itu terucap meski kutahu candra tak peduli dengan apa yang aku katakan padanya.

Mungkin jika aku mengikuti emosiku saat ini, hubungan kami tak akan terselamatkan lagi,, candra akan menganggapku berlebihan, dan semua kesalahanya akan berbalik padaku. Aku tahu kekasihku sangat pintar membuat alibi, dia mampu memutar balikkan fakta yang ada untuk membuatnya seolah-olah menjadi korban.

Hemm, “ pa , ma kira pa salah kirim sms tadi. Ma Cuma mau bilang hati-hati…” aku melangahkan kakiku pergi, menuntun jiwaku sendiri untuk tak menangis lagi…
Aku merasa sangat lelah karenanya, tak ada kekuatanku untuk pergi kerumah sakit hari ini. Aku ambil cuti untuk beberapa hari  dan menghabiskan waktu dirumah bersama keluarga, aku kangen mereka, adik-adiku…mama…bapak….  Miss you so much

Kesempurnaan cinta

Hari ini aku akan segera bertemu dengan keluargaku, aku kangen mereka…masakan mama, berkebun bareng bapak, juga adik-adikku ….tapi mbak sarah sudah gak ada…gak ada lagi suaranya membangunkan aku di pagi hari untuk jogging.
Bisanya hanya dia yang berani membangunkan  aku. Kini mbak sarah sudah bahagia  dengan ega. Membina rumah tangga yang sakinah dan aku harap tak ada lagi perceraian yang menghancurkan cinta mereka.

Selama perjalanan tadi aku sibuk dengan buku kecil dan pena yang aku bawa, kutulis beberapa kalimat sembari melihat-lihat keluar jendela. Kereta api yang melaju begitu cepat, secepat waktu yang aku jalani…dan secepat kehidupan yang harus aku tempuh. Semua melaju begitu cepat, dan aku harap kejadian yang telah berlalu dan kesedihanku selama ini cepat kulupakan.

“ cinta….cepatlah kau pergi!”

“sedikitpun aku tak ingin kau disini”

“kau telah banyak mengambil kebahagiaanku…”

“tak adakah jalan untuk membuatmu menjauh dari ingatanku?”

“setiap jalan yang kau berikan untukku..”

Hanya menuntunku ke kesedihan yang teramat menyakitkan…”

Kau tahu itu ???

Kalimat demi kalimat yang aku tuliskan dalam buku kecil itu mengantarku ke sebuah kota kecil….

Ku tutup dan ku masukan buku itu kedalam tasku. Setelah menarik nafas sejenak aku melanjutkan perjalananku kerumah.

Sekitar 20 menit dari stasiun, akhirnya aku tiba di depan rumahku, bapak, mama dan adik2ku menunggu dengan senyuman di depan pintu. Sungguh airmataku tak dapat ku tahan…

Kupeluk mereka, terutama mama, aku kangen mama…aku gak bisa nahan airmataku yang terus saja mengalir saat aku cium tangan mama dan bapak…sungguh hal yang paling aku rindukan saat ini.
“Bapak sehat?” mama? Ana ani gimana sekolahnya?” tanyaku…

“ sudah-sudah kita ngobrolnya didalam saja, kamu capek to?” bapak mengambil tas dari tanganku dan mengajakku masuk kedalam.

Aku senang bisa melihat keluargaku baik-baik saja. Inginku kembali tugas disini dan tinggal dirumah ini lagi, aku tak ingin jauh-jauh dari mereka lagi, setelah ini aku akan mengurus kepindahanku. Entahlah, aku tak ingin kembali kesana dan bertemu candra lagi…aku benci dia…aku benci dia…!

Seusai sholat, kami makan malam bersama lagi, tapi kini ada satu kursi yang kosong, ya…kursi sebelahku biasanya punya mbak sarah, tapi kini kami hanya makan berlima. “aku kangen mbak sarah….”kataku dalam hati. Setelah aku selesai dengan makananku, kuambil handphone lalu aku mencoba menghubungi mbak sarah , ingin kukabarkan kalau aku sekarang ada dirumah…namun hanya operator yang menjawab’nya.

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III
Keesokan paginya….

Dewi…dew….ayo bangun, kita mau jogging kan ???

“itu alarm atau apa ya?” kubuka mataku dan kulihat jam yang saat itu menunjukan angka 5.20 am masih terlalu pagi …fikirku. “Mbak Sarah???””” aku terperanjak dan mebelalak bak melihat sesosok makhluk aneh.. mbak sarah membangunkan aku, Oh Tuhan…mimpi apa aku semalam, aku sangat merindukan mbak sarah. “kapan mbak datang?” siapa yang ngasi tahu aku dirumah?” ”udahh, ayo bangun...kita jogging” jawab mbak sarah sambil menarik tangan dan tubuhku.

”Mbak tahu dari mama, kemarin kamu sempet nelpon to?” tanya mbak sarah ketika kami beristirahat di taman komplek. ”iya , tapi mailbox mbak” jawabku sambil mengelap keringatku dengan handuk kecil kesayanganku itu. ”gimana kabarmu dew? Candra? Tumben dia tak mengantarmu pulang?” mbak sarah mendedali ku dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tak ingin kujawab. ”oohh candra? Mungkin dia lagi sibuk” jawabku singkat. Mbak sarah sedikit banyak sudah berpengalaman tentang masalah percintaan, jadi dia mengerti dengan keadaan yang sebenarnya ”mbak tahu apa yang sedang terjadi, saran mbak , jangan terlalu cepat mengambil keputusan..kamu bisa beri dia kesempatan kedua yang mungkin bisa menyadarkan dia akan ketulusan hatimu dew” . ”iya mbak, dewi tau.”

Aku memang tak bisa mengerti tentang perjalanan cintaku yang begitu rumit, tapi aku tahu....kesempurnaan cinta hanya bisa aku temukan dalam keluargaku...
Ya, sebuah kesempurnaan cinta yang mampu menerima kekurangan dan juga lebihku...saat aku membutuhkan mereka, mereka selalu ada...terimakasih cinta!

Untuk akhir yang bahagia

Keputusanku untuk pindah kekota asalku mungkin untuk sementara waktu aku cancel dulu dan aku membuka kembali klinik kecil bersama Tata assisten perwatku dulu yang kebetulan pindah kekota yang sama. aku tak mau menjadi seorang yang lari dari masalah.

Dua minggu dirumah sudah cukup untuk me-refresh kembali fikiranku. Masalahku dengan candra sudah saatnya kuakhiri. Hari ini, mungkin menjadi awal dari kehidupan baruku….ya ini adalah sebuah awal tapi juga sebuah akhir cerita cinta yang pilu. Aku menemui candra yang telah lama tak kutemui…aku bahkan lupa wangi parfumnya…aku lupa gaya bicaranya…dan aku tak ingin mengingatnya lain waktu…kulihat seorang pria tengah menungguku dengan secangkir cappuccino di meja yang terus saja diaduknya.

Café yang biasa’nya ramai tumben kurasa agak sepi, ini bagus! Jadi aku bisa bicara dengan candra tanpa ada pengganggu. “ siang, sorry lama nunggu ya..?” perasaan canggung menghampiriku, tak seperti dua orang yang saling mengenal tapi justru seperti dua orang asing yang dipertemukan oleh satu keadaan terpaksa yang mengharuskan mereka untuk saling bertatapmuka.

” a...aku” aku mau ngomong sesuatu sama kamu” kataku...dan candra hanya bisa terunduk , ”biar waktu yang bicara, ” sahut candra menghentikan kata-kataku...

” tapi hubungan kita sudah tak bisa diteruskan lagi” aku berusaha menjelaskan maksudku ke-candra . ”aku mau kita berteman saja atau bahkan tak saling mengenal dan menjadi orang asing selamanya” aku sudah cukup sabar selama ini, tapi caramu meyakinkan aku akan satu hal...tak ada cinta jika yang ada hanya kebohongan semata” maaf.... aku beranjak pergi meninggalkan candra yang masih tertunduk menatap setiap langkah kakiku.

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III
Selepas meninggalkan candra dengan sejuta kenangan yang masih tersisa dibenakku , ku langkahkan kakiku dengan sangat berat...mungkin ini yang namanya pengorbanan...berkorban perasaan demi sebuah akhir yang bahagia. Cinta hanya sebuah lukisan,,yang bisa dihapus dan luntur...tapi cinta tak bisa dibohongi, tak ada lukisan yang berbeda dari aslinya...ya...cinta juga seperti itu. Kini aku mengerti akan arti sebuah keikhlasan, bagaimana menerima kenyataan dan siap menyambut kenyataan lainya yang akan datang dalam kehidupanku. Aku tak pernah tahu jika akhirnya akan seperti ini dan akupun tak tahu apa yang sedang menungguku didepan sana. Namun aku tahu bagaimana  cara untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang mungkin menimpaku,,,ya satu hal...keikhlasan!

Manusia dituntut untuk selalu berusaha dan tidak pernah menyerah.....satu kalimat yang menyertai aku hari ini, aku kembali ke klinik...dengan wajah yang segar, senyum merekah dan tatapan yang ramah adalah senjataku...aku ingat pesan mbak sarah padaku, sebagai wanita kita wajib menjaga apa yang tuhan berikan pada kita, termasuk kecantikan...hehe aku ingat betul dulu mbak sarahlah yang selalu memaksaku mandi, make-up and menyisir rambutku kalau mau pergi kekampus...kalau aku ingat-ingat dulu aku memang sedikit udik, dandan tak bisa...apalagi fashion ...ckckck

”Pagi Dok”...sapaan hangat dari assisten perawatku yang cantik nan manis itu...”seger bener hari ini” katanya memuji setengah meledeku...” ooo iya dew, tadi ada yang nyari ” pagi-pagi sekali, lha kubilang aja klinik buka jam 9 sampai jam 3 ” jelas Tata agak nyeroscos. ” trus kamu gak tanya namanya siapa Ta?”tanyaku penasaran ” ya gak lah dew, aku kira dia pasien, jadi kusuruh aja dia dateng jam 9” jawab Tata polos. Tak lama berselang, ada dua orang asing datang kekliniku, ”Dew...ada bule, aku ga ngerti ma bahasa mereka” bisik Tata berharap aku keluar dan bicara langsung dengan mereka”

”yes sir, may I help you?” tanyaku sok ber-English” “ ohh, are you De…Dewai…?” no no no…Dewi” akhirnya bule itu bisa mengeja namaku dengan benar. “ yes I am” jawabku singkat.

Dua orang Amerika itu adalah orang yang ditugaskan dari universitas kedokteranku dulu untuk berbicara masalah keputusanku menerima atau tidak tawaran mereka untuk menjadikan aku salah satu staff pengajar disana. satu minggu yang lalu pernah ada e-mail yang menawarkan aku untuk menjadi staff pengajar, tapi aku belum bisa putuskan saat itu….tapi kini mereka datang langsung.

“have you received our message last week?” Tanya Mr. Fred
“o yes, but I need more time to think…”
“ hem, okay, we will wait for your decision, we offer a great position to you right!
“thank you so much sir, I’ll tell you as soon as possible.”
“okay, now we have to excuse , “ tutupnya sambil mengulurkan tangan.
See you ,
“Akhh, akhrnya mereka pergi juga dew, mereka ngomong apa? ”Tanya Tata penasaran..
“mereka mau aku menjadi.......”
”jadi dokter pribadi?
”bukan, mereka dari universitas kedokteranku dulu, mereka nawarin aku untuk jadi salah satu staff pengajar disana...”
” beneran..? ahh itu bagus banget dew”
”tapi Cuma staff pembantu pengajar aja, kayak kamu jadi assistenku”
” trus gimana?”
”aku belum jawab, mungkin besok”

Seharian aku berfikir tentang tawaran itu, mencoba memikirkan hal-hal positive yang mampu menunjang karirku dimasa yang akan datang.
Entahlah, aku masih sayang melepas klinik kecilku, yang mampu aku dirikan kembali dengan susah payah, namun aku masih bisa mengganti jam buka praktiknya menjadi petang hingga pukul 10 malam. Itupun jika Tata tak keberatan...


Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III
Keesokan harinya.....

Aku memutuskan untuk menerima tawaran dari kampus, aku segera menghadap dan berusaha melengkapi administrasinya segera. Sudah lama sekali aku tak pernah datang kesini. Semua tampak berubah, gedung yang telah direnovasi total 3tahun yang lalu membuatku agak kebingungan mencari ruang Dekan. Aku bertanya pada seseorang dan.......
”Dewi....? ini bener kamu dewi?”

”Pak Martin? apa kabar pak, lama gak ketemu” sambutku dengan ramah pada pak Martin..
”baik, selamat bergabung dengan kampus ini kembali dewi, kamu adalah salah satu alumni yang sukses mengharumkan kampus ini”

”bapak teralu memuji, itu sebabnya saya sangat kangen banget dengan suasana kampus ini” walaupun sudah banyak berubah ya pak? ”

”hahaha... tentu saja dewi, sudah hampir 9tahun berlalu, tentu saja akan ada banyak sekali perubahan ”
Perbincangan singkat itu mengingatkanku akan kenanganku tentang sosok Martin, dosen muda yang membimbingku selama satu tahun. Beliau orang yang sangat aku hormati, senang rasanya bisa melihatnya kembali.

Dan sekarang aku akan menjadi assistenya, smoga aku bisa membalas budi baiknya.
Sekarang aku sangat sibuk, tiap hari harus mengurus dua pekerjaan. Pagi mengajar dan sore harinya mulai membuka klinikku bersama Tata.
Satu hal yang membuatku terkejut adalah berita yang aku dengar dari seorang pengajar seniorku, bahwa rekomendasi untuk memperkerjakan aku di fakultas adalah hasil rekomendasi dari Dr. Martin.

Bagaimana bisa? Ya, aku segera bertanya pada Martin dan berharap ia akan memberikan alasan yang tepat mengapa ia merekomendasikan aku. Tapi sebelumnya tentu aku akan mengucapkan terimakasih padanya....

Dan alasannya adalah, dia ingin bertemu lagi denganku setelah sekian lama menunggu, dia kemudian tahu bahwa aku tak jadi menikah dengan Reza dan itu sangat membuatnya bersemangat kembali. Ya...Dr.martin mencintai aku dari dulu...dan itu alasannya dia selalu bersikap baik padaku dan merekomendasikanku untuk menjadi staff pengajar di fakultas ini. Aku terharu...
2 bulan berganti ##

Sekitar pukul 5 dini hari aku mendapat telpon dari Mama, yang mengatakan bahwa mbak sarah sudah melahirkan seorang Putra. Aku sangat senang mendengar hal itu. Apalagi sekarang hubungan mbak sarah dengan mantan suaminya, Sonny telah mulai membaik setelah persidangan hak asuh anak selesai dan jatuh ketangan Mas Sonny, ya...sekarang Dita sudah berusia 13tahun dan bisa memutuskan dengan siapa dia ingin tinggal.

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III
Disisi lain, kebahagiaanku di penghujung bulan ini bertambah,
Pagi-pagi sekali aku sempatkan mampir keklinik karena mendapat telpon dari Tata, aku sudah tau bahwa pasti ada sesuatu yang ingin ia sampaikan padaku, mungkin tata ingin  megunduran diri? Fikirku dalam hati. Ternyata dugaanku salah besar, dia ingin memohon cuti selama 1 minggu untuk hari pernikahannya dengan Mas Anton. Tak pernah aku duga, mereka menjalin hubungan dibelakang kami semua, tak seorangpun menduga bahwa mereka akan berjodoh seperti ini.

Bulan baru diawali dengan kehangatan senyum keceriaan Tata dan mas anton, tepatnya di hari sabtu minggu pertama menjadi hari bersejarah bagi kedua mempelai. Sekarang hubunganku dengan Tya,Ibu dan keluarga besar Reza telah mulai membaik. Setelah Reza meninggal, aku dan Tya bersahabat kembali seperti dulu.
Aku yang di temani Martin, dan seluruh anggota keluargaku hadir dalam akad nikah sederhana itu, semua berjalan lancar dah hikmat.

Tiba-tiba seseorang mengambil alih MC yang tengah mebawakan acara.
”Perhatian bagi seluruh hadirin, saya minta waktunya sebentar”
”Martin” aku terkejut melihat Martin sudah berada diatas panggung dengan wajah yang sedikit serius, wajah tampannya menjadi sedikit tegang dan gugup.

” saya minta maaf atas kelancangan saya, tapi ada hal yang ingin saya sampaikan pada ”DEWI”.
”aa..aku???” kataku ikutan gugup.
”ya.. aku minta kamu naik keatas panggung”.
Entah apa yang difikirkan martin, namun dia tak pernah senekad ini jika tak ada sesuatu yang benar-benar serius.
”aku mau kamu jadi istrisku”. Sambil memegang tanganku dantangan lainya menggenggam sebuah cincin.
Kalimat sederhana yang dilontarkan Martin serentak membuat seluruh tamu undangan bertepuk tangan dan me ye-yel kan dukungan mereka kepada Martin
”Ayoo..terima saja”  teriak Mbak sarah dan adik-adikku.

Aku melihat sekelilingku, kutatap wajah bapak dan mama, kutatap wajah mbak sarah,Tya dan Ibu, mereka terlihat sangat berharap aku menerima pinangan Martin .
Dan akhirnya.....
”iya aku bersedia...”

Cincin itu melingkar dijariku...ya...cincin ini benar-benar melingari jariku...aku tak bisa ungkapkan betapa bahagianya aku hari itu.... hari paling indah yang pernah ada...
Dan tak lama kemudian aku menikah dengan Martin, satu hal yang aku pelajari dari kisahku ini adalah bagaimana kesabaran kita menghadapi setiap masalah dan cobaan, memberi dan mengantarkan kita ke sebuah akhir yang bahagia, ya... inilah akhir yang aku inginkan...

tuhan mengembalikan sahabatku Tya,
tuhan mengembalikan keluargaku dan kebahagiaan untuk Mbak Sarah,
dan satu hal lagi yang sangat aku syukuri...
Tuhan mempertemukan aku dengan Martin,
yang akan menemaniku hingga ujung usiaku,
yang akan menjadi ayah bagi anak-anakku kelak...
dan yang mencintai aku dalam suka dan dukaku.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan cerita, nama dan tokoh, itu terjadi diluar kesengajaan .
TAMAT

WAW Ending Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III ini Gimana Gitu ^_^
Semoga Kamu Puas dengan Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part III ini.

Dikutip Dari  http://www.ilmuini.com/2012/01/cerpen-cinta-sedih-sang-dewi-part-iii.html

0 comments:

Post a Comment