Sunday 23 September 2012

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part I

Bagian 1 “Bahagiamu bahagiaku”

Ku kenakan kebaya biru tua yang ku pinjam dari mbak’ku Sarah, walaupun sedkit lebih besar ukuranya, tak apalah. Hatiku telah tertarik untuk menghadiri pernikahan Reza, aku hanya ingin menyaksikan dua orang berjanji untuk sesuatu yang akan mereka ingkari.

Mengikat kepalsuan cinta mereka dengan cincin perkawinan yang suci. Sesaat lagi aku akan mengucapkan selamat berbahagia kepada dua orang yang memang pantas bersama, mereka sangat serasi …pikirku.
“Dewi…kamu yakin mau pergi? Mau mbak temenin?” Tanya mbak Sarah padaku.
Aku hanya menggelengkan kepalaku,
mbak Sarah mengerti itu!ia tak bicara apa-apa lagi hingga aku bergegas pergi….



@Reza’s wedding party

Reza terlihat bahagia begitu pula dengan Tya…mereka memang serasi (fikirku), kulihat setiap undangan yang hadir turut merasakan kebahagiaan mereka. Tak ada apapun yang aku persembahkan untuk Reza dan Tya…aku hanya memberi ucapan selamat menempuh hidup baru pada mereka. Memang begitu seharusnya,,,tak semestinya aku bersedih sementara mereka bahagia… selepas resepsi ini, entah aku menangis ataupun tidak biarlah aku yang tau. Aku hanya mencoba menyelamatkan seseorang yang tanpa dosa,,yang tak sepatutnya dipersalahkan akan penderitaanku.

Dua bulan yang lalu,,,masih bisa aku rasakan kehangatan di keluarga Reza, ibu masih tersenyum bahagia ketika aku mengatakan rencana pernikahan kami begitu juga dengan bapak dan mas Anton.
Tapi, kini mereka hanya bisa menundukkan kepala ketika bertemu denganku. Ibu tak berani menatapku, ketika ku cium tangannya. Mas Anton bahkan tak berani berkata sepatahkatapun padaku . Apa mereka malu? Apa mereka tak enak hati  padaku? Entahlah, yang jelas aku ikhlas demi Allah.

Akad nikah berjalan lancar, Reza mencium kening Tya, dan Tya balas dengan mencium tangan suaminya. Mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin emas yang melingkar di jari Tya dan Reza menjadi bukti , dan kami yang menjadi saksi pernikahan suci mereka. Setelah ini, baik Reza , Tya maupun aku,,,,harus terbiasa dengan status baru kami. Walaupun dulu tak seperti ini,,,

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part I
Entah kapan ini dimulai aku tak tahu…
Seingatku, sejak SMA aku, Reza dan Tya sudah saling mengenal. Reza dikenal sebagai pacar pertamaku dan Tya adalah sahabatku sejak SMP. Aku dan Reza pacaran sampai kami lulus kuliah dan bekerja, tapi Tya tak pernah kulihat bersama laki-laki…tapi yang  aku tahu dia punya pacar di Australia saat lulus SMA, tapi bagaimana bisa aku percaya, sementara aku tak pernah melihat wajah pria itu sekalipun. Sangat tak kuduga, merekalah yang akhirnya menikah….

Mas Anton mendekati aku, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu yang tak mampu diungkapkan, lidahnya sudah beku oleh suasana hatinya yang dingin saat menatap raut wajah kesedihan yang terpancar diwajahku ini .
Aku mencoba memulai pembicaraan,
“Mas, gimana kabarnya?” tanyaku.
“Dewi, makasi banyak kamu mau datang kesini, sebenarnya kami mau kamu yang duduk di samping Reza, tapi sekarang mas gak bisa lagi wujudkan keinginan ibu dan bapak”mas Anton  akhirnya mengatakan nya juga.

“ Mas jangan ngomong seperti itu, ini adalah jalan yang di berikan oleh Allah,  dewi ikhlas mas. Dewi ikhlas menerima kenyataan ini..apabila takdir tak seperti yang dewi harapkan apakah dewi harus menyalahkan Tya dan Reza? Tidak mas...itu sama saja dengan menentang Allah, dewi sangat bahagia jika akhirnya mereka bisa bersatu daripada dewi hanya menjadi sebuah jurang yang memisahkan cinta Tya dan Reza  ” kataku menenangkan mas Anton.
“ o iya, ibu minta kamu menemuinya di kamar, katanya ada yang mau ibu tanyakan”… usul mas Anton mengakhiri pembicaraan kami.

Aku menemui ibu yang terlihat lelah, matanya merah seperti habis menangis…tapi aku tak berani bertanya apapun pada ibu.
“ masuk sayang” kata ibu memanggilku.
“ aku mencium tanganya”lalu ku duduk dekat ibu. “ibu sehat?” tanyaku,

“dewi,,apa kamu mau memaafkan keluarga ibu..terutama Reza..?”
aku sungguh tak tega melihat ibu menangis. Aku peluk ibu, aku coba menenangkannya walaupun  sejujurnya aku jauh lebih sakit.
“ ibu, Dewi tak pernah merasa ibu atapun keluarga menyakiti dewi, lalu apa yang perlu dewi maafkan?... Dewi bahagia ketika dewi bisa lihat dua orang yang dewi sayangi bahagia. Buktinya dewi datang kesini, ikut berbahagia bersama kalian…
” saat itu ibu  menceritakan semua kenangan tentang aku dan Reza, kenangan yang tersimpan dalam benak kami semua. Dulu ibu pernah tak setuju dengan hubungan kami, alasannya sederhana karena latar belakang keluargaku.
Ayah ibuku bukan dari kalangan berada, bahkan untuk biaya sekolahku dan adik-adiku pun mereka harus bekerja sambilan, begitu juga aku. Ibu tahu aku menjadi pelayan di sebuah kafe di Bandung, dan dari sejak itu ibu tak suka padaku.
Tapi setelah beberapa tahun, dan ibu akhirnya tahu bahwa aku bekerja paruh waktu semata-mata hanya karena aku ingin kuliah di fakultas ilmu kedokteran , jadi aku harus mencari biaya tambahan itu sendiri. Akhirnya setelah lulus SMA, aku mendapat beasiswa sehingga aku bisa kuliah di universitas yang sama dengan Reza.
Perlahan ibu membuka hatinya untukku, mungkin beliau salut dengan perjuanganku, hidup dan cintaku sama-sama rumit…tak ada kebahagiaan bagiku, kecuali berada di sisi Reza.

Aku bermaksud untuk pergi, tapi ibu menahanku. Ibu menunjukkan sesuatu yang belum sempat kulihat. Iya…itu adalah kebaya pengantin yang rencananya aku kenakan saat bersanding bersama Reza, warnanya putih bersih, panjangnya melampaui kakiku…
ibu mau aku memakainya. “ tapi Ibu untuk apa?” tanyaku .
kata ibu, dia mau aku memakainya saat aku menikah nanti, dengan siapapun dia…aku hanya bisa tertunduk mendengarnya.
Ibu menunjukan sesuatu yang lainya, surat undanganku , dan……….
Foto pre-wedding yang aku buat dua bulan yang lalu.
Ternyata semua sudah dikirim kerumah, ternyata persiapan pernikahan kami sudah 90% fixed dari keseluruhan acara yang kami siapkan. Aku pandangi foto ku yang kubuat bersama reza…semua terlukis kebahagiaanku dan reza. Dalam hatiku masih tersimpan kalimat demi kalimat yang Reza katakan padaku, dalam kepalaku masih tersimpan tiap senyuman yang reza berikan untukku…. Tapi sudahlah…semua telah berlalu…

“Tatapanmu bagaikan asap yang kini berubah menjadi uap..”
“Senyumanmu tak ubahnya bagai kapas yang diterbangkan angin...hilang arah”
 “Dan seluruh dayaku menuntunku”
“ku simpan sebuah cerita dalam kanvas hati yang telah memudar”
“dan kini terukir indah setiap alunan dan jeritan kisah masalalu kita yang menepis harapan”
Aku pamit pada ibu, bapak, dan mas Anton, tapi tanganku gemetar saat kujabat tangan Reza yang dingin…saat ku peluk tubuh Tya yang sudah mulai gemuk. Dan dengan keikhlasanku, ku ucapkan selamat berbahagia untukmu…REZA!

Home…Back home

Jam 7 saat tiba dirumah, aku terkejut melihat semua berkumpul, bapak,mama, mbak Sarah and my little twin sisters.
“ lagi pada ngapain?” tanyaku… mereka tak menjawab.
“Heii…kalian pada liatin apa sie?”… adiku Ana menunjuk kearah wajahku.
Ana?” jangan nunjuk-nunjuk kakak ah!gak baik… aku pergi kekamar membawa kebingungan, ku ganti bajuku dan pergi kedepan cermin untuk membersihkan make-up.
“Ooooo”jadi ini yang mereka lihat?” mataku seperti tokoh hantu, kuntilanak ato apalah, penuh dengan mascara yang meluntur karena aku menangis dijalanan pulang dari rumah reza.
“apa mereka berfikir aku menangis disana ya?” apa mereka mengiraku mengamuk dan mau membunuh Reza?”hemmm mereka salah besar” aku tersenyum”

Dew…”mbak” ada apa mbak?” aku terkejut melihat mbak sarah sudah duduk di sebelahku..
kamu baik-baik saja kan?” mbak, mama sama bapak khawatir sama kamu.
“masuk saja” teriakku” aku tahu mereka semua menguping di balik pintu.
Lalu mama serta bapak ikut berkumpul di kamarku, mereka ingin tahu bagaimana pernikahan Reza dan bagaimana aku disana…
aku menceritakan semuanya satu persatu, tapi ada hal yang tak bisa aku bagi dengan mereka, perasaanku. Perasaanku yang hancur berkeping-keping…

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part I
Kejanggalan yang aku rasakan adalah ketika semester awal aku kuliah, saat aku berusaha mencari tau siapa pacar Tya yang sedang berada di Australia seperti yang Tya ceritakan. Bahkan aku sempat melacak e-mail laki-laki itu yang ternyata fiktif.
Aku tak curiga samasekali terhadap Reza waktu itu, hanya saja kami tak pernah lagi pergi berdua….tapi bertiga. Bahkan aku tak pernah curiga melihat inbox nya reza yang penuh dengan sms dari Tya. Aku percaya mereka sepenuhnya.
Namun kepercayaan itu mulai goyah, ketika Reza melamarku. Aku menceritakan semuanya ke Tya, sebagai sahabat seharusnya dia tersenyum mendengar kabar bahagia itu dariku, tapi yang kulihat ada kesedihan di matanya, sampai Tya jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit selama beberapa hari.

Sampai disana, aku tak cukup bukti yang menguatkan kecurigaanku. Sampai kini aku sendiri yang membuktikanya. Dua minggu sebelum hari pernikahanku dan Reza…..
Tya datang kerumah Reza,,,saat kami sedang berkumpul membicarakan persiapan pernikahan yang belum selesai.
Aku sangat terkejut ketika itu, kakiku tak lagi kurasakan berpijak dibumi, ibu pingsan dan Reza hanya bisa terdiam. Sementara bapak dan keluarga yang lain tak bisa berkata apa-apa lagi .
Tya memohon di kakiku, meminta agar aku membatalkan pernikahanku dengan Reza, aku tak mampu percaya jika hari ini aku tau “Tya telah hamil 5 bulan dan dia kini mengandung darah daging reza…
Reza yang sangat aku cintai seumur hidupku.

Cinta takan bisa ku tebak…

Aku tak cukup mengerti...

Aku tak cukup pahami...

Dan apa yang aku tahu, hanya sedikit dari perasaanmu.


Semua menjadi jelas ketika Reza menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,
“ aku  mencintai Tya, dan cinta itu tubuh justru setelah aku mengenalkan Dewi pada kalian.
Jadi tak mungkin bagiku untuk memutuskan Dewi setelah mendapat Restu dari bapak dan Ibu.
Aku memang jahat, tapi pengorbanan Tya yang harus sakit hati melihatku bersama Dewi jauh dibandingkan kalian.
Kami juga sakit ketika harus memilih antara cinta dan Dewi”..

pernyataan Reza cukup membuatku hancur….tapi apalah arti pengorbanan yang selama ini aku lakukan…sama sekali tak berati bagi Reza….

Mereka telah bahagia….lalu bagaimana aku? Apa yang harus aku lakukan ? menyambut hari-hariku tanpa Reza, melihat kebahagiaan yang mereka miliki diatas penderitaanku. Tapi Dewi selalu memberi demi kebahagiaan orang-orang yg dikasihinya, bahkan nyawanya sekalipun.

BERSAMBUNG..

Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part I Kelanjutanya Masih Panjang lho, Apakah yang Akan terjadi Dengan Hubungan Reza dan Tya?
Tunggu saja Kehadiaran Cerpen Cinta Sedih : Sang Dewi Part II
Baa Juga:

Dikutip dari ;http://www.ilmuini.com/2012/01/cerpen-cinta-sedih-sang-dewi-part-i.html

0 comments:

Post a Comment