Sunday 29 July 2012

Cerpen|Korban Perang


Masa masa perang dunia kedua, tahun 1940, Jerman
Di tengah lapangan rumput yang becek bekas peperangan, dalam hujan rintik rintik, aku berlari2 bersama kakakku, Heinz.Mencari tempat berteduh untuk sementara. Kami menemukan sebuah pohon yang jarang daunnya, tapi masih lebih baik untuk berteduh di sana.
"Kakak, aku kedinginan." kataku. Wajar saja, saat ini kami sedang mengenakan pakaian tipis, dan berlubang2. Kotor, dan compang camping.
" Sabarlah, bertahanlah sebentar lagi, sampai perang ini berakhir" kata kakakku dengan mata teduhnya. Ia mendekapku.

"Kakak, kenapa kakak yakin perang ini dapat berakhir?" tanyaku, merapatkan diri.
" Setiap manusia pasti butuh kedamaian , Lious , jika tiba saatnya, mereka pasti akan berdamai satu sama lain, hanya saja, saat ini, kita belum mengetahui waktu pastinya" katanya.
Aku dan kakakku berbeda 10 tahun. Di mataku ia tampak begitu dewasa, anggun dan tenang.
"Kak.. apakah Surga itu ada?"
"Tentu saja, Lious, di sana ayah dan ibu akan mengajak kita berjalan jalan mengelilingi kota yang indah. Dan jalan2 di sana terbuat dari emas. Nenek pernah menceritakannya padaku dulu, sebelum meninggalkan dunia ini". Ia menatap langit.
" Ibu, ayah, dan nenek pasti senang berada di sana" kataku.. mendesah sambil menerawang ke langit.
Hujan perlahan2 berhenti.
" Hujannya berhenti kak"
" Iya, lihat, itu pelangi. Indah bukan?"
"Iya, cantik sekali, berwarna warni"
" Pelangi itu selalu muncul setiap hujan reda. Kita bisa mengartikannya, walaupun kita tertimpa kesedihan , itu tidak akan berlangsung selamanya. Suatu saat kita pasti merasakan kebahagiaan"
....
"Maaf kak, aku lapar"
Kakakku memandangku iba
"Makan roti ini ya"
" Tapi, ini bekal kita yang terakhir"
"Kakak tahu, tapi kakak juga tahu, kalau Tuhan pasti akan memberkati kita. Ia tidak akan membiarkan kita kelaparan, Lious" diberikannya rotinya padaku.
"Kita bagi dua saja kak" kataku, mematahkan roti yang sudah keras dan dingin itu. Saat itu perutku yang kosong berbunyi.
"Lious, sudahlah. Nikmati saja berkatmu. Kamu tidak usah pikirkan kakak. Kakak sudah kenyang"
"Benarkah kak?" tanyaku memastikan.
Ia mengangguk lemah "lihat ini, perut kakak sudah buncit" katanya, sambil memegangi perutnya.
Aku tahu, dia memegangi perutnya karena lapar, dan perut buncitnya itu karena busung lapar.
"Sudah cepat makan saja"
Akhirnya aku memakan roti itu cepat2, tak ingin melihat penderitaan kakakku bertambah.
Kamipun melanjutkan perjalanan.
Sialnya waktu itu kabut turun.
Kami tidak bisa melihat sekeliling.
Tiba2..
"Tembaaak"
Ini medan pertempuran!
Terdengar bunyi peluru dan granat dimana mana
"Lious, awas!!"teriak kakakku. Ia langsung menelungkup menutupiku dari semua serangan.

***

"Kak, kakak, sadarlah kak" kataku sambil setengah menangis, mengguncang2 tubuh kakakku"
matanya terbuka, namun lukanya parah. Dia sekarat, berlumuran darah
"Li.. Lious.." katanya terbata bata
"Kak jangan bicara lagi, kumohon, akan kulakukan apapun, tapi jangan tinggalkan aku Kak".
" Tidak perlu Lious. Kamu ada di sini saja sudah sangat... uhuk uhuk" batuknya berdarah
"Kakak, jangan bicara lagi..."
"Lious,kamu sudah tidak perlu mencemaskan kakak.Kamu adik yang baik. Teruslah hidup. 6 tulang rusuk kakak sudah patah, tulang betis dan tulang ubun ubun kakak juga sudah retak. Hidup di dunia ini malah akan menambah ... uhuk.. penderitaanku.."
"Kakak! diamlah.."
"Lious.. teruslah... hidup..." katanya sembari menghembuskan napas terakhir...
"KAKAAAAAAK" aku menangis dan berteriak sejadi jadinya. Aku tidak memedulikan sekitarku.
"Ini tidak adil, ini tidak adil! Harusnya Tuhan tidak memanggil kakak. Ia sangat baik! harusnya tidak beginii!!!"
Setelah berhenti menangis, aku mengusap2 mataku, berharap ini bukan mimpi. Aku mengguncang2 tubuh kakakku, berharap dia bangun dan tertawa riang padaku. Tapi aku sadar,
ini KENYATAAN.
Aku tak sanggup melihat mayat kakakku. Aku berlari dan terus berlari, masuk ke hutan. Aku mencari sebuah ranting, aku gigit dan garuk sampai gusi dan jariku berdarah, setelah kurasa tajam, aku menghunuskannya ke jantungku. Tiba2 tanganku berhenti. Suara kakakku mengiang ngiang.
"Lious, jangan bunuh diri seperti ini.Bunuh diri akan membuatmu masuk neraka, tersiksa berkali lipat. Terlebih lagi kau tidak akan bisa melihat kami lagi" katanya
Aku sadar, kakak lebih bahagia disana, makan roti, melihat pelangi, dan berkumpul bersama ayah dan ibu. Itu lebih baik. Tuhan memanggil kakakku karena tugasnya di bumi ini telah selesai.
Aku mengusap air mataku, lalu melanjutkan pengembaraanku di tengah asap mesiu..

Sumber :http://www.netdetectiveindonesia.org/t3666-korban-perang-cerpen

1 comment:

  1. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete